Selasa, 02 Februari 2010

" Yesus itu kaya atau miskin (1)"

KOMPAS.com — SETIAP masa Natal tiba, orang Kristen mengisahkan tentang bayi Yesus yang miskin yang lahir di atas sebuah palungan nista di kandang hewan karena tidak mendapat kamar di tempat penginapan. Namun, Pendeta C Thomas Anderson, pendeta senior dari Gereja Living Word Bible Church di Mesa, Arizona, Amerika Serikat (AS), mengkhotbahkan sebuah versi lain tentang Natal, yaitu bahwa (bayi) Yesus sesungguhnya sama sekali tidak miskin.

Anderson mengatakan, Yesus tidak mungkin miskin karena dia menerima hadiah-hadiah yang menguntungkan, seperti emas, kemenyan, dan dupa, saat lahir. Yesus pastilah orang kaya karena para tentara Romawi yang menyalibkan dia saja sampai mengundi untuk mendapatkan jubahnya yang tentu mahal. Bahkan orangtua Yesus, Maria dan Yosep, menurut dia, hidup dan bepergian dengan penuh gaya.

"Maria dan Yosep (bagaikan) menggunakan sebuah Cadillac untuk pergi ke Bethlehem karena alat transportasi terbaik pada masa mereka adalah seekor keledai," kata Anderson. "Orang miskin, jika punya keledai, akan membunuh dan memakan keledai mereka. Hanya orang kaya yang menggunakan keledai sebagai alat transportasi." Berdasarkan Injil, Maria  yang hamil tua menunggang keledai ketika bepergian dari Nazarett, tempat tinggal Maria dan Yosep, ke Bethlehem untuk mengikuti cacah jiwa.

Banyak orang Kristen melihat Yesus sebagai orang miskin, pengkhotbah keliling yang "tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya". CNN, akhir pekan lalu, melaporkan, saat umumnya orang Kristen di seluruh dunia tahun ini merayakan kelahiran Yesus (dengan gambaran Yesus yang miskin), sekelompok orang Kristen yang lain menegaskan bahwa pada awal masa hidupnya Yesus bukan berasal dari keluarga sederhana.

Mereka mengatakan, Yesus tidak pernah miskin, dan mestinya demikian juga dengan para pengikutnya. Klaim mereka didasarkan pada doktrin yang dikenal sebagai injil (kabar baik tentang) kemakmuran, yang menyatakan bahwa Tuhan mengganjar orang yang percaya dengan kemakmuran keuangan dan anugerah spiritual.

Kontroversial?
Injil kemakuran itu telah menuai banyak kecaman. Namun, pengkhotbah Evengelist yang populer di televisi AS, seperti Oral Roberts, Kenneth Hagin, dan saat ini, Creflo Dollar, telah membangun jemaat besar dan pendengar global dengan menyamakan kesalehan dengan kemakmuran.

Injil kemakmuran, bagaimanapun, bertentangan dengan gambaran tradisional tentang Yesus sebagai orang miskin. Menurut Pendeta Tom Brown, pendeta senior dari Gereja Word of Life di El Paso, Texas, itu disebabkan oleh gambaran tradisional yang salah yang menyatakan Yesus sebagai orang miskin. "Saya percaya Ia adalah orang terkaya di muka bumi karena Ia memiliki Tuhan sebagai sumber."

Buktinya, menurut dia, tersebar di semua Injil Perjanjian Baru. Sebagai contoh, Injil Yohanes Bab 12 mengatakan, Yesus memiliki bendahara, atau seorang "penjaga kantong uang." "Terakhir kali saya memeriksa, orang miskin tidak punya bendahara untuk menjaga uang mereka," kata Brown, pengarang buku Setan, Iblis dan Perang Spiritual.

Debat atas status ekonomi Yesus mungkin tampak tidak masuk akal bagi sebagian orang. Memangnya menjadi masalah Yesus itu miskin atau kaya?

Bagi orang seperti Luke Timothy Johnson, seorang pengajar dan sarjana Perjanjian Baru yang terkenal, hal itu penting. Ia menyatakan, Yesus yang kaya merupakan sebuah pembelokan sejarah dan sebuah ancaman terhadap inti ajaran Kristen: Pengidentifikasian Tuhan dengan kaum miskin. "Jika Yesus menyingkapkan Tuhan, maka ada sesuatu yang berkuasa tentang Tuhan yang tampak dan bekerja di kalangan orang miskin," kata Johnson, seorang profesor Perjanjian Baru di Sekolah Teologi Candler, Universitas Emory di Atlanta, Georgia.

"Gaya hidup Yesus bukanlah gaya hidup dalam komunitas eksklusif atau sebuah korporasi," kata Johnson, mantan biarawan Benediktin. "Anda tidak harus melalui sebuah pagar pengamanan hanya untuk mendekati Yesus. Orang-orang menyentuhnya. Ia mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh anak-anak. Aksesibilitas-Nya merupakan salah satu pesan yang paling kuat dalam kekristenan. Dalam Yesus, Tuhan berada bersama kita, dan mayoritas kita adalah orang miskin."Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.