Minggu, 14 Februari 2010

" Arti sebuah kasih "




Dalam bukunya "The Next Door Savior" Max Lucado menuliskan sebuah kisah yang didengarnya dari seseorang yang bernama Dr. Maxwell Maltz. Kisah luar biasa ini menceritakan tentang arti sebuah kasih:

Seorang pria terluka dalam sebuah kebakaran ketika ia berusaha menyelamatkan orangtuanya dari rumah yang terbakar itu. Dia tidak berhasil menyelamatkan orangtuanya. Mereka meninggal dunia. Namun karena kebakaran tersebut, wajah pria tersebut rusak. Pria ini secara salah menafsirkan penderitaannya sebagai hukuman Tuhan. Pria ini tidak mau bertemu dengan siapapun - bahkan istrinya sendiri.

Istrinya pergi ke Dr.Maltz, seorang ahli bedah plastik untuk mencari pertolongan. Ia memberitahu wanita ini untuk tidak perlu kuatir.

"Saya dapat memperbaiki wajahnya," demikian katanya.

Tetapi istri pria tersebut tidak menyambut kabar tersebut dengan gembira. Suaminya berkali-kali menolak pertolongan apapun. Ia tahu suaminya akan menolaknya lagi.

Lalu mengapa wanita ini mengunjungi Dr. Maltz?

"Saya mau Anda merusak wajah saya supaya saya serupa dengannya! Jika saya bisa merasakan penderitaannya, mungkin ia akan membiarkan saya kembali dalam hidupnya."Dr.Maltz terkejut. Ia menolak permintaan wanita itu, tetapi ia begitu terharu oleh cinta wanita itu sehigga ia pergi dan berbicara kepada suaminya. Ia mengetuk pintu kamar tidur pria itu, sambil berbicara dengan keras, "Saya seorang ahli bedah plastik, dan saya ingin Anda tahu bahwa saya dapat memperbaiki wajah Anda."

Tidak ada jabawan.

"Keluarlah..!" lalu tidak ada suara lagi.

Dengan masih berbicara di depan pintu, Dr. Maltz pria itu bercerita tentang usul istrinya.

"Istri Anda meminta supaya saya merusak wajahnya, membuat wajahnya sama seperti wajah Anda dengan harapan bahwa Anda akan membiarkannya kembali dalam hidup Anda. Begitu besar cintanya kepada Anda."

Keadaan hening sesaat, dan kemudian, dengan sangat berlahan, gagang pintu mulai bergerak.

Tahukah Anda, sama seperti perasaan istri pria itu, demikian juga perasaan Tuhan terhadap kita. Tetapi yang Ia lakukan bukan sekedar ingin wajahnya sama seperti kita, tetapi Ia mengambil semua keburukan kita, semua dosa dan salah kita, semua sakit dan derita kita, Ia mati di kayu salib untuk kita. Hal itu YESUS lakukan karena Ia senang dan ingin bersama-sama dengan kita. Apakah Anda mau membuka hati Anda bagi Dia? YESUS menantikan Anda untuk membuka pintu hati Anda baginya saat ini.

sumber : The next door saviorBookmark and Share

Sabtu, 06 Februari 2010

" Kasih sebagai dasar atau landasan "

Bookmark and Share "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan... Mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri."



Matius 22:37-39

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --

Devosional Thought For The Day

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --
Yesus merangkum seluruh hukum sebagai kasih untuk Tuhan, dan kasih kepada sesama. Jadi Rasul Paulus menyimpulkan, "Kasih adalah pemenuhan hukum."



Tetapi ketika kita membaca perintah-perintah, kita tidak selalu ingin kasih. Hukum menunjukkan apa yang salah dengan kita, dosa kita. Dosa adalah lawan dari kasih.


Ketika kita mengalami kasih Allah dan pengampunan dalam Yesus, kita mulai memiliki pendapat yang berbeda tentang kasih. Kami datang untuk melihat bahwa kasih itu baik.


Hal ini akan mengubah pendapat kita Hukum juga. Kita dapat mulai melihat UU tidak hanya mengutuk dan membatasi, tapi menyenangkan karena menunjukkan jalan kasih.



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --

Prayer For The Day

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - --


Ya Allah, apa yang kedamaian dan kenyamanan untuk mengerti bahwa Allah adalah kasih. Ini adalah satu-satunya harapan dan penghiburan. Tuhan, tolonglah aku untuk mengingat bagaimana dianugrahkan kasih , bahwa aku  selalu senang dalam hak tinggi mengikuti jalan Allah, jalan kasih. Amin.
Bagikan

Selasa, 02 Februari 2010

" Jejak - jejak kaki "

Margaret Fisback Powers

Suatu malam aku bermimpi,
berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama Tuhanku,
Melintas di langit gelap babak-babak hidupku,
Pada setiap babak, akau melihat dua pasang jejak kaki,
Yang sepasang milikku dan yang lain milik Tuhanku,

Ketika babak terakhir terkilas dihadapanku,
aku menengok jejak-jejak kaki di atas pasir,
dan betapa terkejutnya diriku.
Aku sadar bahwa ini terjadi saat hidupku
berada dalam keadaan yang paling menyedihkan.

Hal ini selalu menggangguku,
dan akupun bertanya kepada Tuhan tentang dilemaku ini,
"Tuhan ketika aku mengambil keputusan untuk mengikuti-Mu,
Engkau berjanji akan selalu berjalan dan bercakap-cakap denganku
di sepanjang jalan hidupku.
Namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku,
hanya ada sepasang jejak kaki
Aku benar-benar tidak mengerti
Mengapa ketika aku sangat memerlukan-Mu
Engkau meninggalkan aku."

Ia menjawab dengan lembut, "Anak-Ku, Aku sangat mengasihi-Mu
dan sekali-kali Aku tidak akan pernah membiarkanmu,
terutama sekali ketika pencobaan dan ujian datang,
Bila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki,
itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku"

Campbell, San Jose
06 April 2004Bookmark and Share